Tugas 8
Judul : Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif Melalui Pendekatan In House
Training Berbasis Kearifan Budaya.
Penulis : Muniroh Munawar,
Agung Prasetyo, Ratna Wahyu Pusari
Pengertian
Pembelajaran
P
|
embelajaran
adalah proses interaksi anak didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar (Depdiknas – UU Sisdiknas, 2003: 4). Dari definisi
tersebut, jika dihubungkan dengan pendidikan usia dini maka kita dapat
mengatakan bahwa pembelajaran merupakan proses interaksi anak usia dini dengan
guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk membantu membimbing
anak belajar dengan baik sesuai dengan tahap perkembangnnya sehingga
menghasilkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik.
Pembelajaran
Inovatif Di PAUD
Pembelajaran
inovatif menghindari pembelajaran konvensional yang masih seringkali terjadi
pada praktik pembelajaran di sekolah, dimana guru masih mendominasi atau
sebagai pusat dari kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi, pembelajaran
inovatif mendukung terciptanya kelas yang berpusat pada anak. ada empat model
pembelajaran.
Pembelajaran
inovatif di Paud memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut :
1.
Inovatif pada materi / kegiatan
Perencanaan
adalah bagian penting dari penyusunan dan implementasi kurikulum. Penguasaan
guru paud dalam perencanaan (program semester, rencana mingguan, dan rencana
harian) sangat berpengaruh dalam menentukan materi / kegiatan yang sesuai
dengan perkembangan anak. Oleh karena itu, agar guru dapat merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang kreatif dan inovatif serta menarik dan menyenangkan
anak, maka pemilihan materi atau kegiatan harus berdasarkan: (1) kesesuaian
individu yaitu pengamatan terhadap kemampuan/perkembangan anak (baik minat,
kelebihan, kebutuhan, karakteristik, kepentingan dan situasi masing-masing anak
didik), (2) kesesuaian usia yaitu pengetahuan umum guru tentang anak dan
perkembangannya.
perkembangannya.
2.
Inovatif pada metode
Metode
merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru akan menggunakan
metode sesuai dengan kegiatan. Inovatif pada metode pembelajaran tampak pada
pemilihan metodologi yang sesuai dengan perkembangan anak dimana
kegiatan-kegiatan mengacu pada minat anak, tingkat perkembangan kognitif dan
kematangan sosial dan emosional.
Konteks
Belajar
Masyarakat
belajar. Masyarakat belajar menolak fragmentasi
dan kompetisi individual, dan menempatkan siswa belajar lebih kolaboratif. Kolaboratif.
Kelas kolaboratif, sekolah,
dan
masyarakat mendorong semua
siswa
mengajukan pertanyaan, menemukan masalah, berbicara atau mengajukan pendapat
pada saat yang tepat, partisipasi dalam pengukuran dan dalam penyusunan tujuan,
standar, dan benchmarks; melakukan
perbicangan
dengan orang dewasa tentang hal-hal yang berhubungan dengan tempat kerja di
dalam maupun di luar sekolah; dan engaged dalam kegiatan kewirausahaan. Empatetik.
Menelusuri masyarakat belajar untuk strategi membangun belajar semua anggota.
Strategi ini secara khusus penting bagi sistuasi belajar di mana anggota
memiliki pengetahuan dasar yang berbeda-beda.
Pola
Pengelompokan
Cara
pengelompokan belajar pun
menggunakan
beberapa prinsip, yaitu
heterogen,
fleksibel, dan adil (equitable). Kelompok heterogen
meliputi pria-wanita, dan campuran kultur, gaya belajar, kemampuan,
status
ekonomi, dan usia.
Peranan Guru
Perubahan
mendasar dalam paradigmabaru ini adalah mengenai peranan guru.
Dalam
kelas kolaboratif, guru
harus
bertindak sebagai pembimbing
suatu
peran yang kompleks yang menyatukanperan sebagai penggubah kelas,mediator,
model, dan sebagai pelatih.Ketika siswa belajar, guru harus berperansebagai
pengatur level informasi danmendorong sesuai dengan kebutuhan siswa,dan
membantu siswa menghubungkaninformasi baru dengan pengetahuanawal mereka,
memperbaiki strategi pemecahanmasalah mereka, dan membimbingbelajar bagaimana
belajar. Sebagai partner belajar/kolaborator, gurudan siswa
berpartisipasi dalam kegiataninvestigasi bersama.
Peranan
Siswa
siswa
berperan sebagai
peneliti,
pemagang, dan pembangun pengetahuandan keterampilan.
Sebagai
peneliti, siswa meneliti konsepdan menghubungkan dan
mengaplikasikanketerampilan dengan berinteraksidengan dunia fisik, material,
teknologi,dan orang lain.
Sebagai
pemagang kognitif, siswa magang kognitif ketikamereka
melakukan observasi, menerapkandan menghaluskan kognitifnya melaluiproses
berpikir bersama-sama denganpraktisi dunia nyata.
Sebagai
penghasil pengetahuan, siswa menghasilkan produk bagi dirinyasendiri dan
masyarakat mereka berupasintesis pengetahuan dan keterampilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar