TUGAS 1
Judul : Theories of Learning
Pengarang
Buku : B. R. Hergenhahn, Matthew H. Olson
Ringkasan
Bab
1
Apa itu belajar ?
D
|
efinisi yang
paling populer adalah definisi yang dikemukakan oleh Kimble (1961, h, 6), yang
mendefinisikan belajar sebagai perubahan yang relatif permanen didalam
behavioral potentiality (potensi behavioral) yang terjadi sebagai akibat dari
reinforce practice (praktik yang diperkuat).
Pertama, belajar diukur berdasarkan perubahan
dalam prilaku ; dengan kata lain, hasil dari belajar harus selalu diterjemahkan
kedalam prilaku atau tindakan yang dapat diamati.
Kedua, perubahan behavioral ini relatif
permanenl; artinya, hanya sementara dan tidak menetap.
Ketiga, perubahan perilaku itu tidak selalu
terjadi secara langsung setelah proses belajar selesai.
Keempat, perubahan perilaku (atau potensi
behavioral) berasal dari pengalaman atau praktik (latihan).
Kelima, pengalaman,atau praktik,harus
diperkuat; artinya, hanya respons-respons yang menyebabkan penguatanlah yang
akan dipelajari. Menurut mereka, penguat akan memperkuat setiap perilaku yang
secara langsung mendahului kejadian penguat. Sebaliknya, imbalan biasanya
dianggap sebagai sesuatu yang diberikan atau diterima hanya untuk prestasi yang
layak pencapaiannya membutuhkan waktu dan energi, atau diberikan untuk tindakan
yang dianggap diinginkan oleh masyarakat. Lebih jauh, karena perilaku yang
diinginkan biasanya sudah lama ada sebelum perilaku tersebut diakui lewat
pemberian imbalan, maka imbalan itu tidak bisa dikatakan memperkuat prilaku itu.
Dalam
buku ini kita menerima keberatan diatas dan tidak akan menyamakan istilah
imbalan dengan penguat. Kecuali istilah imbalan yang dipakai disini sejalan
dengan definisi skinner diatas, istilah penguat atau penguat akan dipakai
secara eksklusif.
Ø Apakah belajar pasti menghasilkan perubahan prilaku?
Seperti
yang akan akan kita lihat diBab 3 nanti, psikologi telah menjadi ilmu
behavioral dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sebuah ilmu pengetahuan
atau sains membutuhkan pokok persoalan yang dapat diamati, dapat diukur, dan
dalam ilmu psikologi, pokok persoalan itu adalah perilaku. Jadi,apapun yang
kita pelajari dalam psikologi harus diekspresikan melalaui prilaku,tetapi ini
bukan berarti bahwa belajar adalah sebuah prilaku kita bisa mengambil
kesimpulan mengenai proses yang diyakini merupakan sebab dari perubahan
perilaku yang kita lihat. Dalam kasus ini, proses dinamakan belajar. Hakikat
dari belajar hanya dapat disimpulkan dari perubahan perilaku. B. F. Skinner
adalah satu-satunya teoretisi yang berbeda pendapat dalam hal ini. Menurut
skinner, perubahan perilaku merupakan proses belajar itu sendiri dan tak perlu
lagi ada proses lain yang harus disimpulakan.
Jadi,
kecuali penganut skinnerian, kebanyakan teoretisi belajar memandang belajar sebagai sebuah
proses yang memperantarai perilaku. Belajar ditempatkan sebagai variabel
pengintervensi (intervening) atau variabel perantara. Variabel perantara ini
adalah proses teoretis yang diasumsikan terjadi diantara stimuli dan dan
respons yang diamati. Variabel independen (variabel bebas) menyebabkan
perubahan dalam variabel perantara (proses belajar), yang pada gilirannya akan
menimbulkan perubahan dalam variabel dependen (variabel terikat) (prilaku).
Ø Seberapa permanenkah relatif permanen itu?
Pertama,
seberapa lamakah perubahan perilaku harus bertahan sebelum kita mengatakan
bahwa proses belajar telah kelihatan hasilnya ? aspek ini pada awalnya
dimasukkan dalam definisi diatas untuk membedakan antara belajar dengan kejadian lain yang mungkin mengubah perilaku,
seperti keletihan, sakit,pendewasaan, dan narkoba.
Penerimaan
kualifikasi “relatif permanen” dalam definisi belajar juga akan menentukan
apakah proses sensitization(sensitisasi) dan habituation (habituasi) (lihat Bab
14) diterima sebagai contoh dari belajar. Sensitisasi adalah proses dimana
suatu organisme menjadi yang biasanya mungkin tidak merespons cahaya atau suara
tertentu mengkin akan menjadi meresponsnya setelah menerima suatu kejutan
(shock).
Habituasi
adalah prose dimana suatu organisme menjadi kurang reponsif pada lingkungannya.
Misalnya, ada tendensi bagi suatu organisme untuk memerhatikan stimuli atau
ransangan baru yang terjadi dilingkungannya. Tendensi ini disebut sebagai
refleks yang terarah. Contohnya adalah ketika anjing menengok ke sumber suara
yang tiba-tiba terjadi.
Ø Belajar dan performa/tindakan
Seperti
telah dikemukakan diatas, hal-hal yang dipelajai mungkin tidak akan langsung
dimanfaatkan. Jadi, disini kita mengatakan bahwa potensi untuk bertindak secara
berbeda adalah berasal dari belajar, meskipun perilakunya mungkin tak
dipengaruhi dengan segera.
Ø Mengapa kita mengacu pada praktik atau pengalaman?
Perilaku
yang lebih sederhana hasil dari refleks.
Sebuah reflex (refleks )dapat didefinisikan sebagai respons yang tak dipelajari
lebih dahulu atau respons pembawaan internal dalam rangka bereaksi terhadap
sekelompok stimuli tertentu. Bensin ketika hidung anda tergelitik, kaki anda
tersentak mendadak ketika lutut anda dipukul.
Perilaku yang kompleks juga bisa
merupakan karakteristik bawaan. Jika pola prilaku yang kompleks adalah warisan
genetis, maka prilaku itu akan disebut sebagai contoh dari instinct(insting,naluri).
Prilaku naluriah antara lain aktivitas sepeti membangun sarang
migrasi,hibernasi, dan perilaku kawin. Perilaku spesies-spesifik adalah pola
prilaku yang kompleks yang tak dipelajari lebih dahulu dan relatif tidak bisa
dimodifikasi yang dilakukan oleh binatang spesies tertentu dalam si-tuasi
tertentu.
Riset lainnya mendukung pendapat
bahwa beberapa prilaku spesies-spesifik
adalah dipelajari sekaligus bawaan (Hess,1958; Lorenz 1952,1965.1970;
Thorpe, 1963). Lorenz,misalnya menemukan
bahwa itik yang baru saja objek itu dihadirkan didepannya segera sesudah
itik itu menetes. Pembentukan keterikatan antara organisme dengan objek
environmental dinamakan imprinting (penanaman).
Ø Apakah belajar berasal dari jenis pengalaman
spesifik?
Menurut definisi kimble (1961),
belajar berasal dari praktik yang diperkuat. Dengan kata lain, hanya perilaku
yang diperkuat yang akan dipelajari. Dalam satu pengertian, buku ini adalah
usaha untuk mengulas berbagai macam interpretasi sifat dan arti penting dari
penguatan.
Ø Definisi belajar yang dimodifikasi
Belajar adalah perubahan perilaku
atau potensi perilaku yang relatif permanen yang berasal dri pengalaman dan
tidak bisa dinisabahkan ke temporary body states (keadaan tubuh temporer)
seperti keadaan yang disebabkan oleh sakit, keletihan atau obat-obatan.
Ø Apakah ada perbedaan antara jenis-jenis belajar?
Belajar, seperti yang sudah kita
lihat, adalah istilah umum yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan
potensi perilaku yang berasal dari pengalaman. Akan tetapi, conditioning
(pengkondisian, persyaratan) adalah istilah yang lebih spesifik yang dipakai untuk mendeskripsikan prosedur
aktual yang dapat memodifikiasi perilaku. Karena ada dua jenis
pengkondisian,instrumental dan classical, banyak teoretisi menyimpulkan bahwa
ada seridaknya dua jenis belajar atau bahwa belajar pada dasarnya dapat dipahami dalam term
pengkondisian klasik dan instrumental.
Pengkondisian klasik sebagai berikut :
1.
Sebelum
stimulus,seperti makanan, disajikan kepada suatu organisme dan akan menyebabkan
reaksi natural dan otomatis, seperti keluarnya air liur.
2.
Suatu
stimulus netral (stimulus yang tidak menimbulkan UR), seperti suara atau
cahaya, disajikan kepada organisme itu tepat sebelum penyajian makanan
US(makanan).
3.
Setelah
Cs dan US dipasangkan beberapa kali, dengan CS selalu mendahului US, kemudian
disajikan CS saja, dan organisme itu akan mengeluarkan aor liur.
Tetapi
perhatikan bahwa dalam pengkondisian klasik, organisme itu tidak punya kontrol
atas penguatan tersebut: ia tejadi saat eksperimenter menginginkannya terjadi.
Dengan kata lain, dalam pengkondisian klasik, penguatan tidak bergantung pada
respons nyata yang dibuat organisme.
Ø Pengkondisian instrumental
Dalam pengkondisian
instrumental,organisme harus bertindak dengan cara tertentu sebelum prilaku
diperkuat ; yakni penguat bergantung pada prilaku organisme. Pencobaan kecil
yang dinamakan skinner box (kotak skinner) sering digunakan untuk menunjukkan
pengkondisian instrumental (atau bentuk pengkondisian yang mirip, yakni
pengkondisian operan ). Kotak itu adalah sangkar plexiglas dengan lantai yang
berkisi kisi yang dapat dialiri listrik dan sebuah pengungkit yang jika ditekan
akan mengaktifkan mengkanisme pemberi makan yang akan memberi makan kepada
hewan yang ada didalamnya.
Ø Belajar dan survival
Selama perkembangan evolusi kita
dimasa lalu, tubuh kita mengembangkan kapasitas untuk merespons secara otomatis
beberapa kebutuhan tertentu. Meskipun mekanisme homeostastis dan refleks jelas
penting bagi survival, namun kita tidak bertahan hidup lama jika kita hanya
lama jika kita hanya bergantungan pada keduanya untuk memenuhi kebutuhan kita.
Selain
mempelajari apakah suatu stimuli adalah positif,negatif, atau netral ,organisme
juga harus belajar bertindak dengan cara tertentu untuk mendapatkan atau
menghindari berbagai stimuli tersebut.
Ø Untuk apa mengkaji proses belajar?
Pemahaman tentang proses belajar
akan menambah pengetahuan kita bukan hanya tentang perilaku normal dan perilaku
adaptif tetapi juga situasi yang menimbulkan perilaku meladaptif dan perilaku
abnormal (tidak normal). Psikoterapi yang efektif mungkin berasal dari
pemahaman semacam ini. Kita bisa menyimpulkan bahwa setelah pengetahuan kita
tentang proses belajar semakin bertambah,praktik pendidikan akan semakin
efisien dan efektif.
Bab
2
Pendekatan
untuk
Studi
tentang Belajar
K
|
ebanyakan
teoritis belajar berpendapat bahwa belajar hanay dapat di amati secara tak
langsung melalui perubahan perilaku. Sulitnya melakukan pengamatan langsung
inilah yang menimbulkan begitu banayk pendekatan studi. Misalnya, beberapa
pihak menyatakan bahwa tempat terbaik untuk mengkaji belajar adalah di lapangan
bukan di laboratorium. Metode mempelajari fenomena saat ini terjadi secara
ilmiah dinamakan naturalistic observation(observasi naturalistik).
Tetapi
ada dua kekurangan utama dalam pendekatan observasi naturalistik ini. Pertama,
karena situasi kelas sangatlah kompleks maka sulit untuk mengamati dan mencatat
dengan akurat. Kedua, ada kecenderungan
untuk mengklasifikasi peristiwa ke dalam
bagian-bagian yang mungkin terlalu komprehensif; misalnya, apa yang
diklasifikasikan sebagai foramasi konsep mungkin dalam kenyataan terdiri dari
beberapa fenomena berbeda, dan perbedaan ini akan menghilang dalam proses
pengklasifikasian. Observasi naturalistik dapat menjadi langkah penting pertama
untuk mengkaji proses belajar. Observasi naturalistis mungkin penting
untukmengisolasi kelompok-kelompok kejadian untuk keperluan studi lebih lanjut
, namun ini kemudian harus direduksi menjadi komponen-komponen yang lebih kecil
untuk analisis lebih lanjut. Pendektan semacam ini di namakan
elementism.
STUDI
SISTEMATIS TERHADAP BELAJAR
Dimasa
modern, bagaian dari psikologi yang membahas proses belajar telah menjadi makin
ilmiah (scientific). Karenanya,
adalah penting untuk menengok metode ini secara lebih mendetail.
Ø Apakah Ilmu Pengetahuan (Sains) Itu?
Science
(ilmu pengetahuan ilmiah) mengombinasikan dua pandangan filsafat kuno tentang
asal usul pengetahuan. Salah satunya, yang dinamakan rasionalisme, menyatakan
bahwa seseorang mendapatkan pengetahuan dengan menggunakan pikiran, atau dengan
kata lain dengan berpikir, menalar dan menggunakan logika. Pandangan yang
kedua, dinamakan empirisme, menyatakan bahwa pengalaman indrawi adalah basis dari semua pengetahuan. Jadi
rasionalis menekankan pada operasi mental
sedangkan empiris menyamakan pengetahuan dengan pengalaman.
Ø Aspek-Aspek Teori
Teori
ilmiah mengandung duan aspek penting. Pertama, sebuah teori memiliki formal
aspect ( aspek formal), yang mencakup kata dan simbol yang ada di dalam
teori. Kedua, sebuah teori memiliki empirical aspect (aspek empiris),
yang terdiri dari peristiwa-peristiwa
fisik yang hendak di jelaskan oleh teori itu. “Semua proses belajar tergantung
pada niat” mungkin masuk akal secar
formal tapi tidak menjelaskan secara akurat mengenaiproses belajar itu.
Kebanyakan psikolog sepakat bahwa astrologi adalah sistem formal yang sudah
berkembang baik namun tidak berkaitan dengan kejadian empiris aktual. Dengan
kata lain, astrologi atau ramalan bintang terdengar bagus tapi ia tidak
menambah pengetahuan apa pun mengenai perilaku manusia. Stanovich (2001)
mengatakan : sebuah teori dalam ilmu pengetahuan adalah seperangkat konsep yang
paling terikat yang di gunakan untuk menjelaskan sekumpulan data dan untuk membuat prediksi tentang hasil dari suatu
kegiatan eksperimen di masa depan. Hipotesis adalah prediksi spesifik yang
berasal dari teori (yang lebih umum dan komrehensif).
Semua
teori ilmiah, betapa pun abstraknya aspek formalnya, diawali dan diakhiri
dengan pernyataan tentang kejadian yang dapat di amati. Scientific law (kaidah
ilmiah) dapat di definisikan sebagai hubungan yang konsisten antara dua atau
lebih kelompo kejadian yang terlihat.
Ø Dari Riset Hingga Teori
Dalam
kasus ini, tingkat belajar (learning rate) akan di indeks dengan
jumlah percobaan yang di berikan kepada hewan untuk belajar belok kiri dalam
sebuah jalur berbentuk T. Setelah beberapa kali percobaan terpisah, seorang
periset menemukan bahwa ketika hewan tidak di beri makan dalam waktu yang lebih
lama, proses belajar terjadi dengan lebih cepat. Artinay, hewan yang
makannya disingkirkan dalam waktu yang paling lama akan belajar belok ke kiri
dengan paling cepat.
Hasil
ini dapat di anggap sebagai demonstrasi suatu kaidah atau hukum. Di sini
hubungan yang di amati adalah antara tingkat penyingkiran makanan dan tindakan
atau performa dalam menjalankan tugas belajar. Di sini kita menemukan hukum
kedua: setelah jam penyingkiran air di perpanjang, hewan belajar belok ke kiri
di jalur berbentuk T dengan lebih cepat apabila air itu sebagai penguat.
Walaupu
tujuan ilmu pengetahuan adalah untuk menemukan hukum-hukum (hubungan yang
teramati antar kejadian), penelitian ilmiah tak cukup hanya dengan mengamati
dan mencatat ratusan atau mungkin bahkan ribuan hubungan empiris. Pengelompokan
ini memiliki dua fungsi :
(1). Synthesizing function ( fungsi
sintesis), yang berusha menjelaskan secara sistematis sejumlah besar observasi.
(2).
Beuristic function ( fungsi heuristik) yang menunjukan jalan ke riset selanjutnya.
Periset
bisa mengambil melangkah lebih jauh dengan berusaha mensintesiskan tiga
temteorentis itu ke dalam term teoretis lain. Periset bisa menyimpulkan,
misalnya, bahwa deprivasi akan meningkatkan dorongan atau hasrat, dan hewan
dengan hasrat yang tinggi akan belajar
lebih cepat.
Ø Teori sebagai Alat
Jika
sebuah hipotesis yang di hasilkan oleh sebuah teori bisa di konfirmasi atau di
terima, maka teori itu akan makin kuat. Jika hipotesis yang di hasilkan dari
teori itu tertolak, maka teori itu akan menjadi lemah dan harus direvisi atau
di tingglkan.
Ø Prinsip Parsimoni
Bahwa
salah satu karakteristik dari ilmu pengetahuan adalah ia hanya berhubungan
dengan pernyataan yang secara prinsip dapat di verifikasi. Karakteristik lain
dari ilmu pengetahuan adalah bahwa ia mengikuti principle of parsimony (
prinsip parsimoni). Prinsip ini
menyatakan bahwa ketika dua teori yang sama-sama efektif dapat menjelaskan
fenomena yang sama, tetapi salah satu penjelaskannya adalah lebih sederhana dan
yang satunya lagi lebih kompleks, maka hrus menggunakan penjelasan yang lebih
sederhana.
Teori ilmiah :
1.
Teori mensintesiskan sejumlah observasi.
2.
Teori yang baik bersifat
heuristik;artinya, ia menimbulkan riset baru.
3.
Teori memuat abstraksi. Dll.
EKSPERIMEN
BELAJAR
Pertama, kita harus
menjeaskan sebuah pokok persoalan. Kemudian kita berusa menyebutkan
kondisi-kondisi yang di perlukan agar fenomena itu terjadi. Yang terakhir kita
harus merubah pernyataan yang teoritis tentang proses belajar term aktivitas
atau pelaksanaan eksperimental yang dapat di identifkasi dan dapat di ulang.
Setiap eksperimen melibatka sesuatu yang
perubahannya di ukur, yakni dependent variabel, dan sesuatu yang di kontrol
atau di manipulasi oleh eksperimenter untuk melihat efeknya terhadap variabel
terikat itu. Di dalam eksperimen yang telah di kemukakan yaitu tingkat
kecepatan belajar dan lamanya deprivasi makanan.
Ø Keputusan Arbitrer dalam Menentukan
Eksperimen Belajar
Ilmu pengetahuan ilmiah
kerap di anggap sebagai cara yang objektif. Untuk sampai kepada kebenaran.
1.Aspek Apa dari Proses Belajar yang harus Di
teliti?
Aspek yang telah di tentukan pada teori
tentang pembelajaran.
2. Teknik Idiografis vs Nomotetis.
Harus mempelajari teori tenang pembelajaran dari suatu objektif eksperimental.
3. Subjek Manusia vs Subjek Hewan
Nonmanusia. Lebih memilih manusia sebagai peserta eksperimental.
Alasan mengapa tidak menggunakan manusia namun
menggunakan subjek :
1.
Manusia sering terlalu canggih
untuk eksperimen belajar.
2.
Eksperimen sering berlangsung lama dan
membosankan.
3.
Beberapa eksperimen di desain untuk menguji
efek dari genetika terhadap kemampuan belajar.
4.
Hubungan antara obat tertentu.
5.
Berbagai teknik pembedahan dapat di
pakai untuk subjek non manusia.
6.
Terkadang manusia enggan datang atau
melarikan diri saat eksperimen.
4.
Teknik Korelasi vs Teknik Eksperimental.
Teknik
ini secara sistematis memvariasikan satu lebih kejadian lingkungan dan mencatat
efek-efeknya pada variabel terikat.
5.
Variabel Bebas (Independen)Mana
yang Harus Dikaji?
6.
Seberapa Banyak Level Bebas yang
akan Ditelti?
Setelah satu atau lebih variabel
terpilih, lalu menentukan banyak level variabel bebas yang mesti di
representasikan dalam eksperimen.
7.
Memilih
Variabel Bebas.
8.
Analisis dan Interpretasi Data.
Eksperimen di desain,
di laksanakan dan dialisis, ia harus di
interprestasikan.
PENGGUNAAN
MODEL
Kemiripan parsial antara ciri-ciri yang serupa
dari dua hal. Dalam kasus seperti itu , kita bisa menggunakan model dalam
rangka memahami hal-hal yang belum atau
kurang di ketahui. Pada tahun-tahun belakangan ini, psikologi pemrosesan informasi
telah menggunakan komputer sebagai model dalam studi proses intelektual
manusia. Berbeda dengan teori, sebuah model biasanya tidak di pakai untuk
menjelaskan proses informasi menyatakan
bahwa komputer dan manusia adalah analog karena kedunya menerima informasi dari
lingkungan. Berbeda dengan teori yang lain tidak menjelaskan proses yang rumit.
BELAJAR DALAM LAPORATORIUM VERSUSOBSERVASI
NATURALISTIK
Ingat bahwa ilmu
pengetahuan berurusan dengan pernyataan-pernyataan yang di verifikasi melalui eksperimentasi.
Keuntungan adalah eksperimenter dapat mengontrol situasi dan karenanya bisa
memeriksa secara sistematis sejumlah kondisi yang berbeda dan efeknya terhadap
belajar.
Kekurangannya adalah laboratorium menciptakan
situasi artifisial yang sangat berbeda dengan situasi yang terjadi secara
alamiah.
PANDANGAN
KHUN TENTANG BAGAIMANA ILMU PENGETAHUAN BERUBAH
Khun menyebut sudut
pandang yang di anut bersama oleh se jumlah ilmuwan ini sebagai paradigm (
paradigma). Paradigma ini menyediakan kerangka umum. Aktivitas ilmuwan yang
menerima paradigma tertentu terutama adalah mengelaborasi dan memverifikasi
implikasi dari kerangka yang di pakai untuk subjek yang menjelaskan yang sedang
di teliti.
Hasil positif dari
komunikasi ilmuwan yang mengikuti paradigma tertentu tertentu adalah bahwa
sederetan fenomena tertentu, yakni fenomena-fenomena yang menjadi fokus paradigma, di eksplorasi secara
menyeluruh. Hasil negatifnya adalah
bahwa para ilmuwan tidak akan melihat cara lain, yang mungkin lebih berguna.
Kuhn menjelaskan “Operasi pembersihan adalah
aktivitas yang dilakukan oleh kebanyakan ilmuwan”.
PANDANGAN
POPPER TENTANG ILMU PENGETAHUAN
Menurut Popper, problem
akan menentukan observasi mana yang akan di lakukan olehilmuwan. Dan
selanjutnya mengajukan solusi persoalan.
Ø Kuhn vs. Popper
Menurut Popper, apa
yang di sebut Kuhn sebagai ilmu normal bukanlah ilmu pengetahuan sama
sekali. Keyakinan subjektif yang menurut
Khun menghubungkan ilmuwan dengan suatu paradigma akan menghambat pemecahan
masalah secara efektif.
Bab 3
EPISTEMOLOGI
DAN TEORI BELAJAR
E
|
pistemologi adalah cabang filsafat yang berkaitan
dengan hakikat pengetahuan. Pandangan Plato dan Aristoteles tentang hakikat
pengetahuan telah memengaruhi filsafat yang
masih bertahan sampai sekarang. Plato
percaya bahwa pengetahuan adalah di wariskan dan di karenanya merupakan
komponen natural dari pikiran manusia.
Filsafat Plato dan Aristoteles menunjukan kesulitan dalam penggunaan
istilah filsafat umum seperti rasionalis, nativi, dan empiris. Pengalaman
indrawi adalah kekuatan yang di wariskan. Plato maupun Aristoteles bisa di
sebut rasionalis karena mereka menegaskan pentingnya pikiran aktif untuk
mendapatkan pengetahuan.
Plato
Plato (427-347 SM) adalah murid
paling terkenal dari filsuf Socrates.
Ini adalah fakta yang paling signifikan karena dialog plato awal didesain
terutama untuk menunjukan pendekatan socratik terhadap pengetahuan dan sebagai
kenangan tentang guru besar itu. Dialog plato yang belakangan merefleksikan
penerimaan terhadap semesta yang dualistik seperti yang diyakini Pythagorean.
Ø Teori pengetahuan kenangan
Menurut Plato,
setiap objek didunia fisik memiliki “ide” atau “bentuk” abstrak yang
menyebabkannya. Misalnya, ide abstrak untuk kursi berinteraksi dengan materi untuk
menghasilkan sesuatu yang kita namakan kursi. Seperti yang telah kita lihat,
plato adalah nativis karena dia menganggap pengetahuan adalah diwariskan.
Ø Aristoteles
Aristoteles (384-322 SM), salah satu
murid plato, pada awalnya menganut ajaran plato namun kemudian berbeda pendapat
dengannya. Perbedaan dasar antara kedua pemikir itu adalah dalam sikap mereka
terhadap informasi indrawi. Bagi plato informasi indrawi itu adalah halangan
dan merupakan sesuatu yang tak bisa dipercaya.
Dia menganggap bahwa kesan indra
adalah awal dari pengetahuan-pikiran kemudian harus merenungi kesan ini untuk
menemukan hukum-hukum yang ada didalamnya. Disini ada dua perbedaan utama
antara teori pengetahuan plato dengan aristoteles. Pertama,hukum,bentuk,atau
alam dikaji Aristoteles dianggap tidak memiliki eksistensi yang independen dari
menifestasi empirisnya, seperti yang diasumsikan plato.
Ø Awal psikologi modern
Tetapi pikiran adalah atribut khas
manusia. Pikiran adalah bebas dan dapat menentukan tindakan tubuh. Tetapi, pikiran
adalah bebas dan hanya dimiliki manusia saja. Dalam menjelaskan cara kerja
pikiran, Descartes bersandar pada innate ideas (ide bawaan), dan karenanya
tampak ada pengaruh plato dalam filsafatnya.
Seperti Galileo, Locke membedakan
antara kualitas primer dan sekunder. Kualitas primer adalah karakteristik dunia
fisik yang cukup kuat untuk menimbulkan representasi mental yang akurat didalam
pikiran penerima. Kualitas sekunder adalah karakteristik dunia fisik yang
terlalu lemah atau terlalu kecil untuk menimbulkan representasi mental yang
akurat dalam pikiran penerima. Ide-ide adalah satu-satunya hal yang kita alami
secara langsung dan karenanya adalah satu-satunya hal yang kita bisa yakini.
Jadi Kant mempertahankan resionalisme dengan menunjukkan bahwa pikiran adalah
sumber dari pengetahuan.
Franz joseph
Gall (1758-1828) membawa psikologi fakultas beberapa langkah lebih jauh. Pertama, dia mengasumsikan bahwa
fakultas itu terletak dilokasi tertentu diotak.
Kedua, dia percaya bahwa fakultas pikiran itu
tidak sama untuk setiap individu.
Ketiga, dia percaya bahwa jika suatu fakultas
pikiran berkembang baik, maka akan ada benjolan di bagian tengkorak kepala yang
berhubungan dengan tempat fakultas pikira diotak itu.
Phrenology
menberikan dua pengaruh yang cukup lama terhadap psikologi, yang satu bagus dan
yang satunya buruk pertama, ia memicu munculna riset untuk menemukan fungsi
bagian-bagian otak. Kedua, banyak penganut psikologi fakultas percaya bahwa
fakultas pikiran akan tambah kuat dengan latihan, seperti otot yang bertambah
kuat jika di latih angkat beban .
MAHZAB PSIKOLOGI AWAL
Ø Voluntarisme
Mazhab psikologi pertama adalah
folumtarism (volumtarisme), dan aliran ini didirikan oleh wilhelm Maximillian
Wundt (1832-1920) yang mengikuti tradisi rasional jerman. Tujuan wundt adalah
mempelajari kesadaran sebagaimana ia dialami secara langsung dan mempelajari
product dari kesadaran seperti berbagai pencapaian kultural.
Ø Strukturalisme
Edward Titchener (1867-1927)
mendirikan mazhab strukturalisme di kornel university. Strukturalisme, seperti
aspek-aspek esperimental dari vouluntarisme wundt, melakukan study sistematis
atas kesadaran manusia dan ia juga mencari unsur-unsur pemikiran.Voluntarisme
dan strukturalisme sama-sama mencari elemen-elemen pikiran.
Ø Funsionalisme
Fungsionalisme juga muncul di AS dan
pada awalnya perdampingan dengan
strukruralisme Meskipun keyakinan fungsionalis beragam penekanan mereka selalu
sama- kegunaan kesadaran dan perilaku dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Fungsionalis jelas amat di pengearuhi oleh teori evolusi darwin.
Pada umumnya yang di anggap pelopor
gerakan fungsionalis adalah william james (1842-1910). Dalam bukunya yang
sangat berpengaruh the prinsiples of psycology 1890), james membahas
strukturalis.
Selain james, ada dua anggota
gerakan fungsionalis lain yang berpengaruh, yakni john dewey (1859-1952) dan
james R.angell (1869-1949).dalam artikel dewey 1896) yang terkenal, “ the
reflekx are concept in psycology”, dia menyerang kecenderunganpsikologi untuk
mengisolasi hubungan respons stimulasi demi kepentingan studi.
Kontribusi utama fungsionalis untuk
teori belajar adalah bahwa mereka mempelajari hubungan kesadaran dengan
lingkungan, bukan mempelajarinya sebagai fenomena tersendiri.
Ø Behaviorisme
Pendiri aliran behaviorism
(behaviorisme) adalah John B. Watson (1878-1958), yang menyatakan bahwa
kesadaran hanya dapat dipelajari melalui proses introspeksi, sebuah alat riset
yang tidak bisa diandalkan.
Ø Menurut Watson (1913)
Psikologi sebagaimana dilihat behavioris
adalah cabang eksperimen objektif murni dari ilmu alam. Tujuan teoritisnya
adalah prediksi dan kontrol perilaku. Tentu saja poin utama behavioris adalah
bahwa perilakulah yang seharusnya dipelajari karena perilaku dapat dikaji
secara langsung. Tetapi adalah mungkin untuk membuat subsidivis dalam kubu
behaviorisme.
Ø Ringkasan dan ulasan
Satu paradigma kita
fungsionalististik. Paradigma kedua kita sebut sebagai asosiaionistik sebab ia
mempelajari proses dalam term hukum asosiasi. Paradigma ketiga kita namakan
kognitif karena ia menekankan sifat
kognitif dari belajar. Paradigma keempat disebut sebagai neurofisiologis karena
ia berusaha mengisolasi korelasi neurofisiologis dari hal-hal seperti
belajar,persepsi pemikiran,dan kecerdasan. Tetapi tujuan neurofisiologis saat
ini adalah menyatukan kembali proses fisiologis dan mental. Paradigma kelima
disebut evolusioner sebab ia menekankan pada sejarah evolusi proses belajar
organisme.
Bab
4
Edward
Lee Thorndike
B
|
eliau adalah seorang
ahli teori sepanjang masa. Riset awalnya di lakukan dengan studi mental anak muda.
Produktivitasnya hampir semua orang sulit di percaya.
RISET
HEWAN SEBELUM THORNDIKE
Pendapat
Descartes mengatakan bahwa fungsi tubuh mnanusia itu berfungsi secara mekanis
yang sama sekali tidak menimbulkan
penelitian anatomis terhadap binatang.
Dan selanjutnya dalah pengertian Morgan yang lebih hebat dari Romanes ,
namuntergantung pada penelitiannya yang naturalistis. Morgan berpendapat bahwa
perilaku hewan itu tergantung lingkungannya.
KONSEP
TEORITIS UTAMA
Thondike
menyebut bahwa asosiasi antara kesan indrawi dan implus dengan tindakan sebagai
ikatan atau koneksi. Teori Thondike bisa di pahami sebagai kombinasi
asosiasionisme, Darwinisme dan metode ilmiah.
Ø Pemilihan dan Pengaitan
Menurut
Thondike bentuk paling yang sederhana dari proses belajar adalah
trial-and-error lear-ning ( belajar dengan melakukan uji coba), yang
biasa di sebut selecting and connecting. Dia mendapatkan ide sejak penelitian
dan pengalamannya yang pertama. Thondike secara konsisten mencatat apa yang di
lakukan hewan untuk memecahkan suatu masalah seiring dengan upaya percobaan
yang telah di lakukan hewan. Belajar adalah Inkremental, Bukan Langsung ke
Pengertian Mendalam (Insigtful)
Dengan
mencatat penurunan gradual dalam waktu untuk mendapatkan solusi dari fungsi
percobaan, Thondike menyimpulkan bahwa sifat belajar adalah inscremental (
bertahap). Bukan insighful (langsung dari pengertian).
Ø Belajar Tidak Dimediasi oleh Ide
Berdasarkan
Risetnya, Thondike juga menyimpulkan bahwa belajar adalah bersifat langsung dan
tidak di mediasikan pemikiran atau penalaran. Jadi menurut Thondike tidak setuju campur tangan nalar dalam
belajar dan justru ia mendukung tindakan seleksi secara langsung dalam belajar.
Ø Semua Mamalia Belajar dengan Cara
yang Sama
Banyak orang yang
terganggu oleh pandangan Thondike bahwa suatu proses belajar adalah langsung
dan tidak ada mediasi dan ide-ide.
THORNDIKE
SEBELUM 1930
Thorndike
mengemukakan bahwa proses belajar dapat di bagi menjadi 2 bagian yaitu
pemikiran sebeelum dan pasca tahun 1930
Ø Hukum Kesiapan
Mengandung 3 bagian:
1.
Apabila satu unit konduksi siap
menyalurkan, maka penyalurannya akan memuaskan.
2.
Apabila satu unit konduksi siap untuk
menyalurkan maka tidak akan menyalurkan yang menjengkelkan.
3.
Apabila satu unit konduksi beum siap
penyluran dan di paksa untuk menyalurkan maka penyalur dengannya akan
menjengkelkan.
Ø Hukum Latihan
Sebelum tahun 1930
Thorndike mencakup hukum latihan, yang terbagi menjadi dua yaitu:
1.
Koneksi antara stimulus dan respons akan
menguat ketika di pakai keduanya.
2.
Koneksi antara situasi respons akan
melemah apabila hubungan di hentikan atau jika ikatan neural tidak dipakai.
Ø Hukum Efek
Hukum efek adalah
penguatan atau pelemahan dari suatu koneksi antara situasi dan respons. Hukum
efek berbeda jauh dengan teori asosiasionistik tradisional yang mengklaim bahwa
frekuensi kejadian merupakan suatu kekuatan asosiasi.
KONSEP
SEKUNDER SEBELUM1930
Sebelum tahun 1930
teori Thorndike mencakup ide yang kurang penting ketimbang hukum
kesiapan,latihan dan efek.
Ø Respons Berganda
Multiple Response, atau yang bervariasi, menurut
Thorndike adalah langkah pertama di dalam prose pembelajaran.
Ø Set atau Sikap
Dinamakn disposisis merupakan sikap yang akan
pentingnya apa-apa yang di bawa di dalam pembelajaran.
Ø Praportensi Elemen
Praportensi
elemen adalah aktivitas parsial dari suatu situasi.
Ø Respon dengan Analogi
Respon analogi adalah kita merespon sesuat seperti
kita merespon situasi yang terkait atau mirip yang kita jumpai. Transfer
identik ini adalah solusi untuk merespon problem yang baru dan untuk mengatasi
problem transfer training secara umum.
Ø Pergeseran secara Asosiatif
Associative Shifting terkait dengan teori Thorndike
sangat erat tentang elemen identik dalam training transfer.
Ø Thorndike pasca 1930
Beliau
mengawali kata-kata pertamanya dengan “saya salah”. Pengakuannya malah justru
menjadi aspek penting dalam keilmuwan.
Ø Revisi Hukum Latihan/Penggunaan
Thorndike menarik lagi pernyataan
dalam hukum penggunaan atau latihan.
Bahwa didalam penggunaan atau hukum latihan itu
tidak akurat ketika menyatakan bahwa repetisi saja sudah cukup.
Ø Revisi Hukum Efek
Hukum efek
ini hanya separuh benar. Yang separuh
benar ini adalah ketika bahwa keadaan yang memuaskan akan di perkuat.
Ø Belongingness
Bahwa dalam proses belajar asosiasi ada faktor
selain kontinguitas dan hukum efek. Thorndike mengaitkan tentang gagasannya
tentang reaksi yang mengkonfirmasi, yang telah di bahas di muka umum.dengan
konsep belongingness.
Ø Penyebaran efek
Ketika menemukan penyebaran efek ini , Thorndike
menganggap bahwa dia telah menemukan revisi untuk hukum efeknya.
ILMU
PENGETAHUAN DAN NILAI MANUSIA.
Beliau di kritik dengan
mengansumsikan determinisme dalam studi perilaku manusia. Para pengkritik
mengatakan bahwa mereduksi perilaku manusia menjadi reaksi otomatis teerhadap
lingkungan justru menghancurkan nilai-nilai ke manusiaan.
PENDIDIKAN MENURUT THORNDIKE
Beliau percaya bahwa praktek pendidikan di
pelajari secara ilmiah. Ada hubungan yang sangat erat antara pengetahuan dengan
proses praktik pembelajaran.
Bab 8
Edwin Ray
Guthrie
Guthrie lahir pada 1886 dan
meninggal pada 1959. Dia adalah profesor psikologi di Univeristy of Washington
dari 1914 sampai pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The psycholoy of
Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952. Satu prinsip
ini adalah hukum asosiasi Aristoteles. Karena alasan inilah kami menempatkan
teori behavioristik Guthrie dalam paradigma asosiasionistik.
KONSEP TEORETIS UTAMA
Ø Satu Hukum Belajar
Sebagian besar teori belajar dapat
dianggap sebagai usaha untuk menetukan kaidah yang mengatur terjadinya asosiasi
antara stimuli dan respons. Ini adalah cara Guthrie mengakui begitu banyaknya
jumlah stimuli yang dihadapi organisme pada satu waktu tertentu dan organisme
tidak mungkin membentuk asosiasi dengan semua stimuli itu.
Ø Belajar satu percobaan
Unsur lain dari hukum asosiasi
Aristoteles adalah hukum frekuensi, yang menyatakan bahwa kekuatan asosiasi
akan tergantung pada asosiasi akan tergantung pada frekuensi kejadiannya.
Belajar adalah hasil dari kontiguitas antara satu pola stimulasi dengan satu
respons, dan belajar akan lengkap(asosiasi penuh) hanya setelah penyandingan
antara stimuli dan respons.
Ø Stimulasi yang dihasilkan oleh gerakan
Meskipun Guthrie
menegaskan keyakinan pada hukum kontiguitas
disepanjang kariernya, dia menganggap akan keliru jika kita menganggap
asosiasi yang dipelajari sebagai hanya
asosiasi antara stimuli lingkungan dengan perilaku nyata.
Ø Mengapa praktik latihan
meningkatkan performa ?
Gerakan
adalah kontraksi otot; tindakan terdiri dari berbagai macam gerakan. Menurut
Guthrie, penyebab Thorndike menemukan peningkatan sistematis melalui percobaan
suksesif adalah karena dia meneliti
belajar suatu keahlian, bukan belajar gerakan individual.
Ø Sifat penguatan
Menurut Guthrie, penguatan mengubah
kondisi yang menstimulusi dan karenanya mencegah terjadinya monlearning.
Misalnya, dalam kotak teka teki, hal terakhir yang dilakukan hewan sebelum
menerima satu penguat adalah menggerakan satu tuas menarik cincin yang
membuatnya bisa keluar dari kotak itu.
Ø Eksperimen Guthrie-Harton
Guthrie menyimpulkan bahwa setiap
kejadian yang diikuti dengan respons yang diinginkan dari hewan akan mengubah
kondisi yang mesnstimulasi dan karenanya mempertahankan respons di dalam
kondisi yang menstimulasi sebelumny. Tetapi, seperti yang akan kita lihat
nanti, ada alternatif untuk interpretasi Guthrie atas observasi ini.
Ø Lupa
Menurut Guthrie, lupa disebabkan
oleh munculnya respons alternatif dalam satu pola stimulus. Jadi menurut
Guthrie, lupa pasti melibatkan proses belajar yang baru. Ini adalah bentuk
retroactive inbibition (hambatan retroaktif) yang ekstrem, yakni fakta bahwa
proses belajar lama diintervensi oleh proses belajar baru.
Ø Ringkasan Teori Guthrie
Asosiasi antara kondisi yang
menstimulasi dengan gerakan terus-menerus dibuat. Asosiasi antara stimulus dan
respons terjadi hanya karena keduanya terjadi bersama-sama. Berbeda dengan
Thorndike, Skinner, Hull dan Pavlov, Guthrie bukanlah teoritis penguatan. Teori
Guthrie adalah teori yang paling mirip
dengan teori Watson. Watson atau Guthrie bukan teoretisi penguatan. Perbedaan
utama antara teori Watson dengan teori Guthrie adalah Watson menerima hukum
frekuensi sedangkan Guthrie tidak.
Ø Cara memutus kebiasaan
Kebiasaan adalah respons yang
menjadi diasosiasikan dengan sejumlah
besar stimulus. Semakin banyak stimuli yang menimbulkan respons, semakin kuat
kebiasaan.
Ø Kompleksitas kebiasaan sebagai
berikut :
Kesulitan utama dalam rangka
menghindari kebiasaan buruk adalah karena petunjuk yang baik sangat sulit ditemui. Dan dalam banyak
sistem kebiasaan buruk ada banyak sekali petunjuk pendukung kebiasaan itu.
Guthrie mengemukakan tiga cara yang dapat dilakukan organisme untuk memberi
respons, bukan respons yang tidak diinginkan, terhadap satu pola stimuli.
Teknik pertama dinamakan thershold method (metode ambang).
Ø Menurut Guthrie (1938), metode ini
:
Adalah dengan memperkenalkan
stimulus lemah yang tidak menimbulkan respons dan kemudian pelan-pelan
menaikkan intensitas stimulus itu, tetapi selalu berhati-hati agar ia tetap
berada dibawah “ambang batas” respons. Metode ambang ini adalah untuk
menghentikan kebiasaan seekor kuda. Metode kelelahan. Metode kedua yang
diusulkan Guthrie disebut fatque method (metode kelelahan). Metode kelelahan
adalah cara penjinakan. Metode kelelahan adalah dengan cara penjinakan, dimana
pelana dilempar kepunggungnya, punggungnya menaikinya, dan berusaha mengendarai
kuda itu sampai kuda itu menyerah. Metode respons yang tidak kompatibel. Metode
ketiga untuk menghentikan kebiasaan dinamakan incompatible response
method(metode respons yang tidak kompatibel). Ketiga metode untuk menghentikan
atau memutus kebiasaan ini adalah efektif
karena alasan yang sama. Guthrie (1938) mengatakan,”ketiga metode itu
sesungguhnya adalah satu metode.
Metode
Ambang
1. Pelana reguler menendang
2. Selimut tipis kalem
3. Selimut lebih
berat kalem
4. Selimut
yang lebih berat lagi kalem
5. Pelana reguler kalem
Metode
kelelahan
1. Pelana menendang
2. Waktu
terus berjalan
3. Pelana kalem
Metode
respon yang tidak kompatibel
1. Boneka panda takut
2. Ibu relaksasi
3. Boneka dan ibu relaksasi
4. Boneka panda relaksasi
Pergeseran asosiatif adalah jenis
belajar kedua, yang didasarkan pada kontiguitas saja dan tidak diatur oleh
hukum efek. Metode respons yang tidak kompatibel untuk memutus kebiasaan
tampaknya merupakan jenis pergeseran
asosiatif. Metode ambang untuk memutus kebiasaan sepertinya juga
merepresentasikan semacam pergeseran asosiatif.
Ø Membelokkan kebiasaan
Ada perbedaan antara memutus
kebiasaan dengan membelokkan kebiasan. Membelokkan atau menyimpangkan kebiasaan
dilakukan dengan menghindari petunjuk yang menimbulkan perilaku yang tak
diinginkan.
Ø Hukuman
Guthrie mengatakan efektivitas
punishment (hukuman) ditentukan oleh apa penyebab tindakan yang dilakukan oleh
organisme yang dihukumotu. Hukuman bekerja baik bukan karena adanya rasa sakit
yang dialami oleh individe terhykum, tetapi karena hukuman mengubah cara
individu merespons stimuli tertentu.
Guthrie dan powers (1950) juga
menyarankan bahwa perintah jangan pernah diberikan jika perintah itu tak
dipatuhi (dilanggar): “pelatih hewan yang berpengalaman tak pernah memberi
perintah yang menurutnya bisa tidak dipatuhi. Dalam hal ini dia seperti
komandan tentara dan guru yang berpengalaman. Jika guru meminta murid tenang
dikelas dan perintahnya diabaikan, berarti perintah itu sebenarnya merupakan sinyal
untuk munculnya keributan”(h.129)
Ø Dorongan
Drives
(dorongan) fisiologis merupakan apa yang oleh Guthrie disebut maintaining
stimuli (stimuli yang mempertahankan) yang mempertahankan) yang menjaga
organisme tetap aktif sampai tujuan tercapai. Guthrie menjelaskan bahwa
kebiasaan menggunakan alkohol dan narkoba dengan cara serupa. Misalnya,
seseorang merasakan ketegangan atau gelisah. Dalam kasus ini, ketegangan atau
kegelisahan itu menjadi maintaining stimuli. Jika, dalam situasi ini, orang itu
minum satu atau dua gelas, ketegangannya atau kegelisahannya mungkin berkurang.
Ø Niat
Respon yang dikondisikan ke maintaining
stimuli dinamakan intentions (niat). Respon itu dinamakan niat karena
maintaining stimulation dari dorongan biasanya berlangsung selama periode waktu
tertentu (samapai dorongan berkurang).
Ø Transfer training
Jelas bahwa Guthrie tak terlalu
mengharapkan adanya transfer training. Dia mengatakan bawa jika seorang anak
belajar 2 tambah 2 dipapan tulis, tidak ada jaminan anak itu akan tahu bagaimana
cara menambah 2 dengan 2 saat di duduk di bangkunya. Kondisi penstimulasi yang
memunculkan asosiasi jauh berbeda dengan kondisi dibangku kelas.
Guthrie mengatakan kepada mahasiswa
universitasnya, jika Anda ingin mendapat manfaat terbesar dari studi Anda, Anda harus berlatih dalam
situasi yang persis sama dalam kursi yang sama dimana akan diuji. Menurut
Guthrie adalah diruang dimana anda akan dites karena semua stimuli diruangan
itu akan diminta kita lakukan nanti; selain itu, kita harus melatihnya dalam
kondisi yang persis sama dengan kondisi ketika nanti kita akan diuji. Menurut
Guthrie, kita belajar apa yang kita lakukan dalam kehadiran stimuli spesifik.
Prinsip ini berlaku bukan hanya pada transfer
belajar dikelas keprilaku dunia nyata tetapi juga kesemua jenis belajar.
FORMALISASI TEORI GUTHRIE OLEH
VOEKS
Dua komponen yang ada dalam teori
belajar lainnya pada 1930-an dan 1940-an memicu banyak riset yang diasosiasikan
dengannya. Kedua, Carlson (1980) menunjukkan bahwa hal itu dikarenakan teori
Guthrie masih di Universitas Washington, hanya diberikan pada tingkat sarjana,
dan tesis serta disertasi pascasarjana, yang sering dipakai untuk menguji teori
secara eksperimental tidak tersedia bagi Guthrie. Ketiga, seperti disadari
sendiri oleh Guthrie, prinsip belajarnya dinyatakan dalam term yang terlalu
umum sehingga sulit diuji.
· Postulat
I : principle of association. (a) setiap pola stimulus yang pernah mengiringi
atau mendahului dua atau lebih respons. (b) ini adalah satu-satunya cara dimana
pola stimulus yang bukan petunjuk untuk respons tetentu menjadi petunjuk
langsung untuk respons itu (Voeks, 1950, h. 342).
· Postulat
II: principle of postremity. (a) suatu stimulus yang meniringi atau mendahului
dua atau lebih respons. (b) ini adalah satu-satunya cara dimana stimulus yang
merupakan petunjuk untuk respons tertentu kini tidak lagi menjadi petunjuk bagi
respons itu(Voeks.1950,h.344)
· Postulat
III: principle of response probabilty.
Probibity dari kejadian respons tertentu.
· Postulat
IV: principle of dynamic situations. Pola stimulus dari suatu situasi tidaklah
statis tetapi dimodifikasi dari waktu ke waktu, karena ada perubahan dari
respons yang diberikan subjek.
Teori
belajar modern adalah mengarah ke penggunaan model matematika dalam menjelaskan
proses belajar. Teori belajar Guthrie adalah teori yang memberi basis untuk
model matematika untuk teori belajar awal dan masih tetao berada dijantung dari
sebagian besar teori belajar modern.
PENDAPAT GUTHRIE TENTANG PENDIDIKAN
Seperti Thorndike, Guthrie menyarankan
proses pendidikan dimulai dengan menyatakan tujuan, yakni menyatakan respons
apa yang harus dibuat untuk suatu stimuli. Motivasi lebih tidak penting bagi
Guthrie ketimbang bagi Throndike. Menurut Guthrie yang diperlukan adalah siswa mesti merespons dengan tepat
dalam kehadiran stimuli tertentu. Latihan (praktik) adalah penting karena ia
menimbulkan lebih banyak stimuli untuk menghasilkan perilaku yang diinginkan.
Karena setiap pengalaman adalah unik, sesorang harus “belajar ulang”
berkali-kali.
EVALUASI TEORI GUTHRIE
Ø Kontribusi
Guthrie adalah unik dalam penegasan
bahwa belajar berasal dari kontiguitas antara stimuli dan respons dan dari
kontiguitas saja. Bahkan pengulas teori belajar awal(Mueller &
Schoenfeld,1954) menunjukkan pendekatan kontiguitas Guthrie yang sederhana
dapat menjelaskan semua fenomena dasar yang dianalisis oleh Skinner atau Hull.
Ø Kritik
Mueller dan Schenfeld (1954) juga
menunjukkan bahwa meskipun Guthrie mengkritik metodhologi eksperimental yang buruk dan bahasa yang
ambigu didalam teori lain, namun dia tidak menetapkan standar ini untuk
sendiri. Eksperimen Guthrie dan Horton (1946), yang disajikan sebagai bukti
teori, adalah contoh yang dikritik Mueller dan Schoenfeld.
Bab
13
Albert
Bandura
A
|
lbert Bandura lahir
pada 4 Desember 1925 di Mundare, kota kecil di Alberta,Canada. Dia mendapat
gelar B.A. dari Universitas of British Columbia, kemudian M.A pada 1951 dan
Ph.D. 1952 dari Universitas Lowa. Beliu magang pasca doctoral di Wichita
Guidance Center pada 1953 dan kemudian bergabung di Standford
University. Di fakultas Psikologi di University Stanford beliau
menjabat sebagai David Starr Jordan Professor of Social Science.
Guggenheim Fellowship adalah salah satu
penghargaan yang pernah beliau capai.
Dan tidak hanya itu beliau juga menjabat sebagai posisi di masyarakat ilmiah dan pernah juga
menjadi anggota dewan editor untuk sekitar 17 jurnal ilmiah.
PENJELASAN
AWAL TENTANG BELAJAR OBSERVASIONAL
Ø Penjelasan Thorndike dan Watson
tentang Belajar Observasional
Sejak zaman Aristoteles
dan Plato telah ada bahwa belajar itu adalah mrngamati manusia lain. Selama
berabad-abad , observasional learning (belajar observasional)di terima begitu
saja. Dan untuk tendensi natural manusia
untuk meniru terhadap orang lain. Fakta bahwa tendesi untuk belajar
dengan observasi adalah berifat bawaan.
Ø Penjelasan Miller dan Dollard
tentang Belajar Observasional
Seperti Thorndike dan
Watson, Miller dan Dollard berusaha menentang tentang pembelajaran nativistik
observasional. Tetapi berbeda dengan Thordike dan Watson, Miller dan Dollard
tidak menyangkal bahwa organisme bisa belajar dengan melihat aktivitas
organisme lainnya. Jadi menurut Miller dan Dollard, belajar imitatif adalah
kasus khusus dari pengkondisian instrumental. Miller dan Dollard membagi
menjadi 3 perilaku imitatif:
1.
Same behavior,
( Perilaku sama) ketika dua atau lebih dapat merespon situasi yang sama dengan
yang sama.
2.
Copying behavior
( perilaku meniru atau menyalin) adalah
meniru atau melakukan apa yang dilakukan oleh orang lain.
3.
Dalam mathced-dependent behavior
( perilaku yang sesuai pada kesesuaian) seorang pengamat yang di haruskan untuk
di perkuat mengulang apa yang tlah di
lakukan oleh seorang model.
Miller dan Dollard
(1941) juga menunjukan bahwa imitasi dapat menjadikan seseorang menjadi
terbiasa dengan itu. Dalam belajar imitatif Miller dan Dollard tidak merasakan
ke anehan dan kekhusunan menurutnya, para model adalah memandu para pengamat
agar respon mana yang akan di perkuat di ketahui atau menujukannya respon yang
akan di perkuat dalam situasi tertentu terhadap pengamat.
Ø Analisis Skinnerian Terhadap
Belajar Observasional
Penjelasan Skinnerian
terhadap belajar observasional adalah apa yang telah di jelaskan oleh Miller
dan Dollard. Perilaku yang telah diamati, maka pengamat akan meniru respon dari
model yang akan di perkuat.
Ø Non manusia Dapat Belajar dengan
Mengamati
Riset yang terbaru dari
Thorndike,Watson, Miller dan Dollard menunjukan bahwa anlisisnya tidaklah
lengkap. Zentall mengatakan bahwa belajar observasional pada non manusia
adalah fenomena yang sangat kompleks
bukan fenomena naluriah ( refleks) dan bukan imitasi yang sederhana.
PENJELASAN
BANDURA TENTANG OBSERVASIONAL
Belajar imitasi dan
observasi artinya serupa, namun apa kata Bandura di bedakan menjadi dua konsep. Teori yang mirip dengan teori bandura adalah teori Tolman.
Walaupun Tolman adalah seorang behavioris,
dia menggunakan konsep mental
untuk menjelaskan fenomena perilaku.
Ø Observasi Empiris
Dalam teori Bandura,
model adalah apa saja yang menyampaikan seperti televisi, radio, film. Seorang
anak yang menarik bahwa seorang anak di pengaruhi oleh pengalaman tak langsung
atau pengalaman pengganti. Fase kedua studi tersebut di desain untuk
menjelaskan perbedaan belajar dan performa.
Dalam fase ini semua anak di berikan insentif yang sangat menarik agar
bisa memproduksi.tujuan dari eksperimen Bandura adalah sama dengan Tolman dan
Honzik, dan kesimpulan tentang belajar dan performa adalah sama. Bandura berbeda pengamatan dengan Miller dan
Dollard. Menurut Bandura, belajar observasi terjadi di sepanjang waktu.
KONSEP
TEORETIS UTAMA
Mengatakan bahwa
terjadi dari penguatan yang independen adalah bukan berarti bahwa variabel
lainnya tidaklah memengaruhinya.
Ø Proses Retensional
Simbol-simbol yang
disimpan secara imajinatif adalah gambaran tentang hal-hal secara verbal yang
telah dialami model. Yang di ambil dan
dilaksanakan lama sesudah belajar observasi.
Ø Proses Pembentukan Perilaku
Behavioral Production
process ( proses pembentukan perilaku) dalam tindakan telah di pelajari hal-hal
yang akan di terjemahkan.
Ø Proses Motivasional
Dalam teori Bandura,
terdapat dua fungsi utama . pertama, ia
menciptaan ekspektasi dalam diri pengamat bahwa jika mereka seperti model yang
telah di lihatnya di perkuat untuk aktivitas tertentu maka mereka akan di
perkuat juga. Kedua, fungsi dari penguat fungsi yang informasinal. Fungsi
lainnya adalah motivasional yang telah di pelajarinya.
Ø Determinisme Resiprokal
Eksistensialis adalah
menekankan bebas pada seorang yang melakukan apa-apa yang telah di pilih.
Keyakinan seseorang adalah kenyataan dan fakta.
Ø Regulasi Diri Perilaku
Manusia mempelajari
pengalaman langsung dan tidak langsung dalam kehidupan.
Tindakan Moral.Seperti standar performa dan anggapan
kecakapan diri seseorang akan berkembang jika melalui interaksi antar model.
·
Prinsip
moral :
1.
Justifikasi moral. Suatu tindakan yang
tercela akan menjadi cara untuk mencapai tujuan yang luhur.
2.
Pelabelan Eufemistis seseorang dapat melakukannya tanpa merasa
bersalah.
3.
Perbandingan yang menguntungkan.
Mealakukan tindakan sendiri di
bandingkan dengan tindakan bengis.
4.
Pengalihan Tanggung jawab.
5.
Difusi Tanggung jawab
6.
Pengabdian
7.
Dehumanisasi
8.
Atribusi Kesalahan
PROSES
KOGNITIF YANG SALAH
1.
Anak mengembangkan kepercayaan yang
salah.
2.
Kesalahan dalam pemikiran
3.
Kekelirun daam berfikir dapat muncul
kesalahan informasi.
APLIKASI
PRAKTIS DARI BELAJAR OBSERVASIONAL
Ø Apa yang Di dapat dari Modeling
Ø Modeling dalan Setting Klinis
PENGARUH
BERITA DAN MEDIA HIBURAN
Ada
ketidaksepakatan soal apa-apa yang telah di anggapnya mengganggu dan apa-apa
yang telah dianggapnya tidak mengganggu.
TEORI
KOGNITIF SOSIAL
1.
Agen
Manusia
Ciri utama dari agen
manusia adalah representasi arah tindakan yang akan di lakukan di masa depan.
Dan sebagai antisipasi dan pemikiran yang konsekuensi dai kita. Dan sebagai
penghubung tindakan dan pemikiran. Serta kemampuan untuk merenungkan arah
tindakan kita.
PENDAPAT
BANDURA TENTANG PENDIDIKAN
Pendidikan di pelajari secara langsung dan
tidak langsung melalui observasi.
Bab 16
Penutup
D
|
i bab 1 di jelaskan usaha untuk mendefinisakan
proses belajar dan membedakannya dari proses lain seperti habituasi ,
sensitisasi, dan insting. Di bab 2 menjelaskan karakteristik sains sebagaimana
di aplikasikan pada studi proses belajar. Bab 3 menjelaskan anteseden historis
dari teori belajar.
TREN
TERBARU DALAM TEORI BELAJAR
Pertama,
teori belajar saat ini lebih sederhana cakupannya. Kedua, ada penekanan pada neurofisiologi belajar. Ketiga, proses kognitif seperti
pembentukan konsep, pengambilan risiko, dan pemecahan masalah kemmmbaaali
menjadi topik studi yang populer. Proses
kognitif, karea erat hubungannya denganintropeksi, di abaikan selama masa
dominasi behaviorisme. Kata kognitif banyak di jumpai di literatur dan jelas
muatanya adalah pandangan kuno yang dahulu di sebut dengan nama
bermacam-bermacam. Keempat, ada
peningkatan perhatian terhadap aplikasi prinsip belajar untuk solusi problem
praktis.
BEBERAPA
PERTANYAAN TENTANG BELAJAR YANG BELUM
TERJAWAB
Ø Bagaiman Belajar Bervariasi sebagai
Fungsi Pendewasaan?
Banyak peneliti (
misalnya, piaget dan hebb) menemukan bahwa belajar yang terjadi pada satu tahap
pendewasaan tidak sama dengan yang
terjadi pada terhadap pendewasaan lainnya.
Ø Apakah Belajar Bergantung pada
Penguatan?
Banyak teoritis belajar
mengatakan bahwa belajar tergantung pada penguatan, namun opini mereka bervariasi
soal sifat pengutan ini itu. Menurut skinner, penguatan adalah hal-hal yang
menambah tingkat respon. Menurut hull, penguatan adalah hal-hal yang
menyebabkan reduksi stimulus dorongan. Menurut
tolman, penguatan adalah konfirmasi ekspektasi atau harapan. Menurut Bandura, penguatan intrinsik adalah
perasaan yang di miliki oleh para pekerja ketika linerjanya melebihi standar
internalnya atau ketika tujuannya tercapai yaitu tujuan personal.
Ø Bagaimana Belajar Bervariasi
sebagai Fungsi Spesies?
Observasi ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana kita menggeneralisasikan
apa yang kita telah pelajari ketika belajar dari satu spesies ke spesies lain.
Ø Dapatkah Beberapa Asosiasi
Dipelajari dengan Lebih Mudah ketimbang Yang Lainnya?
Kesiapan bukan hanya
berlaku untuk proses belajar yang berbeda beragam spesies tetapi juga di
dalmnya ada spesies tertentu.yang sering di tanyakan adalah tentang mengapa
lebih mudah di pelajari asosiasi untuk berbagai spesies.
Ø Bagaimana Perilaku yang Dipelajari
Berinteraksi dengan Perilaku Instigtif?
Di bab 5 telah di
kemukakan bahwa hewan yang di kondisikan untuk melakukan trik yang telah di
latih, seperti hewan memasukkan ke kotak dan dengansendirinya hewan itu akan
berperilaku seperti biasanya dengan apa yang telah di lakukan.
Fenomena yang ini di namakan sebagai instictual
drift, karena bahwa perilaku yang telah di pelajari oleh organisme secara
pelan-pelan akan di kalahkan oleh naluriah.
Ø Bagaimana Belajar Bervariasi
sebagai Fungsi dari Karakteristik Personalitas?
Secara operasional
mendefinisikan ciri bawaan sebagai introversi atau ekstroversidengan
menggunakan tertulis, mungkinkah kemampuan belajar berbeda-beda sesuai dengan
ciri bawaan. Personalitas belakangan ini di anggapsebagai produk proses belajar
awal, pertanyaan di sini adalah bagaimana proses belajar di awal pada kehidupan
akan memengaruhi proses belajar di tahap
kehidupan selanjutnaya.
Ø Sejauh Mana Belajar adalah Fungsi
dari Lingkungan Keseluruhan?
Setiap anak
sekolah berhubungan apa yang telah di
pelajari di mana saja terutama oleh
orang tua dan selanjutnya telivisi,radio dan lain-lain.
Ø Bagaimana Semua Pertanyaan di Atas Berhubungan dengan Tipe Belajr?
Istilah interaksi adalah salah satu istilah
paling penting dalam sains. Secara umum, di katakan ada dua variabel
berinteraksi dengan variabel satu dengan yang lainnya adalah berbeda dengan
level yang berbeda pula. Dan dengan asumsi bahwa ada lebih dari satu
jenis belajar adalah mungkin bahwa
motivasi yaitu dorongan itu sangatlah penting
untuk satu jenis tetapi tidak untuk jenis yang lainnya. Jelas sekali
mungkin bahwa proses mediasional adalah sangatlah penting untuk suatu formasi
dan konsep dan pemecahan masalah tetapi mungkin tidak penting untuk di terapkan
dalam kondisi klasik.
BELUM
ADA JAWABAN FINAL TENTANG PROSES BELAJAR
Di dalam buku ini tidak
ada jawaban final dalam proses pembelajaran. Tapi bagi para
mahasiswa janganlah putus asa karena dalam ilmu
sains tidak ada jawaban final.
Para
mahasiswa akan lebih tertarik untuk mempelajari tentang belajar. Dan para mahasiswa akan mempelajari yang
sudah ada untuk proses belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar